"Miss Ika! Miss Ika! Look! Those butterflies are married..."
Sambil menarik tanganku dia menunjuk sepasang kupu-kupu yang nangkring pada tanaman. Dan kakaknya yang baru beranjak remaja dan selalu bernafsu menggoda adiknya menimpali,
"Yes, Miss Ika, I see them wearing rings on their fingers."
![]() |
The Married Butterflies :) |
Geli memang rasanya untuk pertama kali ketika mendengar dia selalu menggunakan kata-kata 'married' untuk menunjukkan binatang yang sedang bereproduksi. Ceeeileee, bahasa ieke... memperhalus kawinlah ceritanya :)
Contoh akan kejadian lainnya ketika dia bertanya tentang perkawinan pada binatang,
"Can a fish marry to a dog? Because you said that a tiger can have a baby with a lion."
Waduh!
Dan ketika aku menjelaskan bahwa binatang hanya bisa kawin kalau satu family. Nah tambah pusing juga ketika dia kembali bilang,
"My Mom said that you cannot marry with your family..."
Waduh sekali lagi nih!!
Pengen rasanya teriak... Rrrrrrrrrrgh!!
"Istilah family buat binatang itu beda dengan manusia, Nak..." pelan-pelan kujelaskan.
Kelihatannya sih dia mengerti, mudah-mudahan lah yaa...
Sering kali terlintas dalam benakku, bagaimana caranya menjelaskan sexuality terhadap anak-anak Kelihatannya memang sepele, tapi siapa bilang tetap sepele ketika benar-benar di depan mata?
"Sepele dari Hongkong!" Begitulah kira-kira...
Banyak versi dari orangtua dalam menjelaskan hal-hal sexuality terhadap anaknya. Seperti cerita di atas, tentu saja si anak tersebut tidak menemukan sendiri kata-kata married. Dan bisa dipastikan hal tersebut merupakan hasil dari penjelasan racikan orangtuanya.
Teringat kembali nih ceritanya dengan sebuah anekdot yang pernah kubaca dari sebuah majalah. Percakapan antara seorang ibu dengan anaknya yang masih kelas 1 SD di ruang tunggu praktek dokter.
"Mommy!"
"Yes, dear"
"What is sex?"
"Excuse me?" Sang Ibu memandang anaknya dengan pandangan heran.
"What is sex, Mom?"
"Honey, you're not supposed to ask that kind of question. It's an adult matter and you are still a little kid." Si Ibu tersebut bingung bagaimana menjelaskan pada anaknya.
Dan tentu saja, si anak jadi tambah bingung plus heran dengan penjelasan Ibunya.
"Anyway, why did you ask me about that?" tanya Ibu.
"Look at this form." Sang anak menunjukkan sebuah formulir yang didapatnya dari dalam majalah, dimana salah satu kolom yang harus diisi adalah sex: f/m.
GUBRAAAAAAAAAAK!!!
Si Ibu makin menderita dengan apa yang ditunjukkan oleh anaknya...
Gimme idea dong about how to explain sexuality to children.
XOX
0 comments:
Post a Comment
komen!